Love Being A Women




Food

Aneka Masakan Dan Minuman

Healthy

Sehat Dan Bugar

Beauty

Makeup

Fashion Muslimah

Busana Dan Hijab

Teknologi

Gadget

Bahaya Demam Berdarah

Gejala awal yang khas adalah panas tinggi. Meski tak muncul tanda-tanda perdarahan, sebaiknya segera bawa ke dokter.

Sudah tiga hari Deo (6) mengalami panas tinggi. "Ah, biasa kok, entar panasnya juga turun sendiri," ujar sang ibu. Ternyata, pada hari keempat, panas Deo tidak turun-turun juga dan Deo tampak semakin lemas. Setelah dibawa ke dokter, dan berdasarkan pemeriksaan darah, ternyata Deo terkena demam berdarah dengue (DBD). Jadi, langkah yang tepat bila Bapak dan Ibu selalu waspada.


"Demam berdarah dengue memang peak-nya pada musim hujan, mulai bulan September sampai akhir Maret," tegas Dr. Aman B. Pulungan, SpA. dari RSIA Hermina Jatinegara. Tetapi, bukan tidak mungkin penyakit ini muncul di bulan-bulan lainnya. Karena itu, jangan sekali-kali menyepelekan demam si kecil, karena hal tersebut merupakan gejala paling khas dan pertama kali muncul dari DBD.


KEBOCORAN PEMBULUH DARAH

DBD bukanlah penyakit baru, karena sudah ditemukan sejak tahun 1953 di wilayah Manila, Filipina. Penyakit ini banyak terjadi di daerah beriklim tropis dan subtropis. DBD yang tergolong penyakit menular ini disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan lewat vektor infektif (perantara) nyamuk. "Yang paling umum di Indonesia adalah nyamuk Aedes aegypti, Virus dengue ini masuk ke pembuluh darah dan menyerang dinding pembuluh darah.


Di dalam tubuh terjadi reaksi yang kompleks, sehingga kemudian terjadi kebocoran pembuluh darah. Salah satu manifestasi penyakit DBD adalah terjadi perdarahan karena terjadinya kebocoran pembuluh darah tadi. Perdarahan ini bisa dari yang paling ringan, seperti bercak di kulit, sampai perdarahan ginjal, perdarahan paru, saluran cerna, sampai ke perdarahan otak.


Ada 4 tipe DBD, yakni tipe 1 sampai 4. Keempat tipe ini disebabkan oleh jenis virus dengue yang berbeda, yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. "Biasanya yang berat adalah demam berdarah tipe 3." Perlu diketahui, masa inkubasi virus dengue pada nyamuk antara 8 sampai 10 hari. Di dalam tubuh, masa inkubasinya bervariasi antara 4 sampai 6 hari, sebelum kemudian terjadi viremia (virus infektif dalam tubuh), yang berlangsung sekitar 5 sampai 7 hari. Pada saat tubuh dalam keadaan viremia inilah bisa terjadi penularan."


Penularannya sendiri berlangsung dengan cepat. Bila seseorang, baik anak maupun dewasa, yang darahnya mengandung virus dengue digigit oleh nyamuk Aedes aegypti. Kemudian setelah satu minggu nyamuk itu menggigit seseorang, maka orang itu akan tertular DBD. Umumnya gigitan nyamuk Aedes aegypti ini berlangsung pagi dan sore hari, yaitu antara pukul 08.00-12.00 dan 15.00-17.00.


Kendati demikian, tak semua anak yang digigit nyamuk Aedes aegypti akan tertular DBD. Mungkin karena daya tahan tubuh orang itu cukup kuat sehingga tak sampai menimbulkan DBD. "Mungkin saja orang tergigit, terjadi infeksi dalam tubuh, tetapi tidak terjadi manifestasi penyakit. Bisa saja orang yang tergigit tidak terkena, tetapi bisa menularkan. Penyakit apapun, kan, memang dipengaruhi oleh daya tahan tubuh."


GEJALA PENTING

Gejala terpenting DBD yang patut Anda waspadai adalah panas tinggi selama 2 sampai 7 hari, yang tidak diketahui sebabnya. Kemudian, ada tanda perdarahan, dari yang paling ringan seperti perdarahan di dalam kulit, sampai perdarahan yang paling berat. Pembesaran hati dan syok (renjatan) merupakan dua gejala penting lainnya yang sering ditemui pada kasus yang sudah parah. Karena itu, DBD dibagi ke dalam 4 derajat, yaitu derajat 1 hanya berupa demam dengan tanda perdarahan, misalnya di kulit.


Pada derajat 2, sudah terjadi perdarahan spontan, misalnya mimisan. Derajat 3 merupakan awal terjadinya syok (renjatan), penderita mulai gelisah. "Pada derajat 4, penderita sudah syok berat," ujar Aman. Bintik-bintik merah akibat DBD dapat dengan mudah dibedakan dengan bintik-bintik merah akibat gigitan nyamuk biasa. Caranya regangkan kulit yang ada bintik-bintiknya. Jika bintiknya hilang berarti gigitan nyamuk. Jika tidak menghilang berarti bintik-bintik itu akibat perdarahan DBD. Kemudian, berdasarkan data yang ada, semua gejala ikutan juga ditemukan pada penderita DBD.


"Karena itu, kadang-kadang sering kebobolan. Misalnya, ditemukan juga nyeri perut pada 75 persen kasus dan nyeri kepala pada 25 persen kasus. Bisa juga disertai dengan muntah, mual disertai nyeri otot, bahkan diare, batuk, dan pilek. Tetapi yang jelas, gejala awalnya harus ada panas tinggi."


Yang jelas, pada pasien DBD terjadi penurunan trombosit dan peningkatan hematocrit (konsentrasi darah). Jumlah trombosit normal berkisar antara 150-400 ribu. Sedangkan, jumlah normal hematrocit adalah di bawah 40, dan sudah harus diwaspadai bila terdapat kenaikan sebesar 20 persen. "Karena itu harus dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahuinya. Jika konsentrasi darah meningkat, berarti kemungkinan terjadi kebocoran plasma bertambah tinggi." Jika terjadi peningkatan hematocrit lebih dari 25 persen, mau tak mau penderita harus diinfus.


BELUM ADA VAKSINNYA

Sampai saat ini, memang belum ditemukan vaksin untuk DBD. Salah satu kesulitannya, karena adanya 4 jenis virus dengue berbeda tadi. "Kalau mau dibuat vaksin, tentu vaksin untuk keempat tipe itu sekaligus. Ini yang belum bisa. Bisa saja dibuat vaksin untuk tipe 1, tetapi bisa saja tipe 2-nya lolos," ujar Aman.


Selain itu, penderita juga bisa terkena berulang. "Mungkin satu anak bisa kena dua kali oleh virus dengue yang berbeda. Hal ini juga yang membuat kesulitan dalam pembuatan vaksin." Jadi, lanjut Aman, penanganan yang dilakukan lebih bersifat pengobatan suportif untuk mengatasi kehilangan cairan karena kebocoran plasma tadi. "Pengobatan dilakukan untuk membantu terutama kebutuhan cairannya. Jangan sampai anak kekurangan cairan," ujar Aman.


Untuk penanganan awal, lanjut Aman, anak bisa diberi obat penurun panas. "Tetapi itu juga tergantung derajatnya," lanjutnya. "Apalagi masih sulit meramal, apakah dari derajat satu terus ke derajat dua. Bisa saja, dari derajat satu langsung ke derajat empat. Tetapi, kalau sudah pasti demam berdarah, sebaiknya jangan mengambil risiko dan segera membawa ke rumah sakit atau Puskesmas untuk diobservasi dan dirawat. Penderita yang syok misalnya, harus diberi infus dan dipantau trombosit dan hematocritnya," ujar Aman.


Yang perlu diperhatikan adalah kapan orang tua harus mewaspadai gejala DBD ini. Gejala awal berupa panas tinggi berlangsung selama 2 sampai 6 hari. "Kalau sejak awal diduga ada tanda perdarahan, kita bisa langsung membawa ke dokter. Tetapi, kalau dari awal tidak ada dan hanya ada demam, bagaimana? Syok biasanya terjadi mulai hari ketiga demam. Jadi, kalau pada hari ketiga panas belum juga turun, sebaiknya segera periksa ke dokter untuk memastikan. Minimal periksa trombosit dan hematocrit," ujar Aman. Jika sejak awal dijumpai jumlah trombosit menurun, maka anak harus diobservasi. "Ini memang membutuhkan penanganan dan pengawasan yang cukup ketat. Yang ditakutkan adalah perdarahan berat karena bisa mengakibatkan kematian," lanjut Aman. Tidak adanya atau belum adanya perdarahan juga belum menjamin itu bukan demam berdarah.


"Kalau memang ada perdarahan pada hari pertama, tentu langsung diperiksa darahnya. Atau secara klinis muncul gejala khas, seperti pembesaran hati atau muka memerah tipikal demam berdarah," ujar Aman. Apalagi pada DBD, syok sering disertai dengan turunnya panas. "Jadi, meski panas sudah turun, tetapi anak tambah lemas, ujung kaki atau tangan dingin, denyut jantung tambah cepat, ini justru awal tanda syok, bukan sembuh."


Berbeda misalnya jika anak panas disertai batuk atau pilek, tanpa ada tanda perdarahan, dan anak masih aktif, atau panas turun dan anak berlarian, ya, berarti nggak apa-apa." Penderita DBD akan kehabisan cairan karena demam dan terjadi kebocoran plasma. Untuk derajat satu, penanganannya bisa dengan minum banyak atau minum oralit. "Boleh saja memberikan obat penurun panas. Penderita sebaiknya juga diberikan makanan yang sesuai," lanjutnya. "Tetapi, pada derajat satu pun, apabila disertai muntah, harus tetap diinfus. Pada derajat dua ke atas, pasti harus diinfus. Tetapi kadang-kadang, derajat satu pun sudah diinfus, meski dengan cc kecil, untuk memastikan ia tidak kekurangan cairan."


LANGKAH-LANGKAH PERENGANGAN

Penyakit DBD ini tidak membedakan golongan umur maupun kelas sosial. Artinya, bisa menyerang semua usia, dan semua jenis kelamin, dari kelas bawah sampai atas. "Awalnya, demam berdarah memang lebih banyak menyerang anak-anak. Tetapi sekarang terjadi pergeseran, orang dewasa yang terkena pun cukup banyak," lanjut Aman. Dulu, bayi juga dianggap lebih tidak mungkin terkena, karena ada teori, penderita akan terkena pada infeksi kedua. Jadi, seseorang harus dua kali digigit sebelum terkena.


Gigitan pertama tidak infeksi, gigitan kedua baru infeksi. Bayi dianggap lebih jarang terkena karena ia belum bersosialisasi keluar rumah. "Tetapi, kita, kan nggak tahu juga. Apalagi ternyata kemudian ditemukan bahwa pada infeksi pertama pun ternyata bisa kena." Yang perlu dilakukan adalah pencegahan. "Kuncinya memang ada di masyarakat sendiri," tegas Aman. Pencegahan demam berdarah dengue yang populer adalah 3 M, yakni menguras bak mandi, menutup genangan air, dan mengubur sampah. Misalnya, kaleng yang bisa tergenang air dimana bisa jadi tempat berkembang biak nyamuk. Yang kedua adalah pemberantasan vektor infektif (nyamuk) dengan cara fogging (penyemprotan), dan abatisasi.


"Tetapi, masalahnya begitu fogging dan hujan, maka hilang juga." Yang mestinya ada juga adalah pelaporan kasus. "Idealnya ada survei jentik pada setiap daerah. Ini memang tidak simpel dan butuh biaya cukup besar," lanjut Aman. Jadi, jika sudah terlanjur terkena, segera bawa anak ke rumah sakit terdekat, ya, Bu, Pak.


PERAWATAN DI RUMAH

Bagaimana merawat penderita demam berdarah yang sudah dipulangkan dari rumah sakit/Puskesmas? Tips dari Dr. Aman B. Pulungan, SpA di bawah ini mungkin bisa membantu Anda: * Kontrol setiap hari ke rumah sakit atau Puskesmas selama masih terjadi demam. * Beri obat penurun demam bila diperlukan. * Berikan minum 4-6 gelas perhari, disamping air putih juga dapat diberikan teh manis, sirup, jus buah, atau oralit. * Segera bawa anak kembali ke rumah sakit atau Puskesmas apabila sewaktu-waktu ada tanda kegawatan, seperti anak tampak lemas, badan dingin, terutama tangan dan kaki, muntah terus menerus, kejang, mimisan, atau perdarahan lain.


Sumber: Nova

Resep Pepes Ikan Kembung

KLIK - DetailBahan:
500 gr ikan kembung, cuci bersih
cabai rawit merah secukupnya
daun pisang dan lidi secukupnya
daun kemangi secukupnya

1 sdt garam
1 sdt air jeruk nipis


Bumbu Halus:
5 siung bawang putih
7 butir bawang merah
2 cm kunyit
1 sdm kenari
3 butir kemiri
garam secukupnya

Cara Membuat:
1. Lumuri ikan kembung dengan garam dan air jeruk nipis, diamkan selama 10 menit, sisihkan. Cuci bersih kembali ikan kembung.
2. Lumuri ikan kembung dengan bumbu halus hingga merata sampai dalam perut ikan.
3. Siapkan daun pisang, tata satu ikan kembung dan bumbunya, beri 3 - 4 cabai rawit dan daun kemangi secukupnya. Bungkus dan semat kedua ujung daun pisang dengan lidi.
4. Kukus ikan kembung selama kurang lebih 30 menit atau hingga matang.

Untuk: 6 buah


Selamat Mencoba